Hari AIDS Sedunia, Dewi Juliani Sebut Peran Komunitas Terdampak Sangat Dibutuhkan

Hari AIDS Sedunia, Dewi Juliani Sebut Peran Komunitas Terdampak Sangat Dibutuhkan

Radarlentera.com - PEKANBARU - Hari Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) Sedunia jatuh pada hari ini Jumat, (1/12/2023). Peringatan ini menjadi ajang sebagai pengingat masyarakat untuk sadar akan pentingnya mencegah, dan menanggulangi AIDS. 

Hal tersebut juga menjadi tujuan adanya peringatan ini dengan sejarahnya yang diuraikan sebagai berikut. AIDS ini merupakan kondisi di mana sistem kekebalan tubuh sangat lemah akibat infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV).

Menyikapi hal tersebut Caleg DPR RI Nomor urut 1 dari Partai PDI Perjuangan, Hj Dewi Juliani SH menyebutkan, bahwa penyebaran wabah virus HIV/AIDS tersebut semakin memprihatinkan.

" Hal ini disebabkan maraknya pergaulan bebas serta sering bergonta-ganti pasangan dan kerap mengesampingkan penggunaan alat kontrasepsi. Semua ini juga didasari oleh tipisnya rasa keimanan," ujarnya.

Dan oleh sebab itu, lanjut Dewi Juliani lagi bahwa peran serta dari penguatan kampanye serta melibatkan peran serta dari komunitas terdampak jelas sangat diperlukan.

" Selain sosialisasi dan kampanye, penanggulangan HIV/AIDS ini dapat dilakukan dengan adanya peran serta dari komunitas terdampak, serta meningkatkan keimanan," terang Dewi Juliani.

Adapun gerakan atau kegiatan yang dilakukan dalam rangka Hari AIDS sedunia ini menurut Dewi Juliani dapat dilakukan dengan peningkatan kesadaran di seluruh dunia.

" Orang memakai pita merah, simbol universal kesadaran, dukungan dan solidaritas terhadap ODHA/ODHIV. Orang dengan HIV menyuarakan pendapat tentang isu penting dalam hidup mereka serta keterlibatan kelompok ODHIV dan organisasi masyarakat sipil dalam merespons AIDS untuk mobilisasi dukungan dan penggalangan dana, juga bisa jadi kegiatan yang dilakukan dalam rangka Hari AIDS Sedunia 2023," tegas Dewi Juliani kembali.

Merangkum dari berbagai sumber, adanya Hari AIDS Sedunia ini bermula dari usulan anggota World Health Organization (WHO) pada tahun 1988. Hal itu untuk program pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS, sebagaimana dilansir dari situs Dinkes Tegal. 

Kedua anggota WHO tersebut adalah James Bunn dan Thomas Netter. Usulan tersebut disampaikan ketika kondisi Amerika sedang ramai kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat, dan perayaan Natal. 

Hal tersebut yang kemudian dapat menggiring atensi masyarakat untuk bersama-sama bergerak. Yaitu, untuk meningkatkan kepedulian terhadap penyakit AIDS yang menular.

Pada akhirnya tanggal 1 Desember disepakati bersama sebagai Hari AIDS Sedunia sekaligus menjadi peringatan internasional pertama terkait kesehatan global. Konsep pertama peringatan Hari AIDS Sedunia ini berfokus pada kelompok anak-anak dan remaja.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai dampak penularan penyakit HIV-AIDS terhadap keluarganya sendiri. Serta kepada kelompok masyarakat sekitarnya, dan para pengguna narkoba atau para pekerja seks.

Pada 1996, program tersebut dipindahtangankan ke UNAIDS sebagai lembaga PBB yang khusus menangani HIV-AIDS. Lembaga tersebut kemudian membentuk World AIDS Campaign (WAC) yang berguna untuk meningkatkan cakupan pemenuhan informasi AIDS untuk masyarakat global. 

 

WAC disahkan sebagai badan independen pada 2004 di Amsterdam, Belanda. Hingga kini seluruh dunia masih memperingati tanggal 1 Desember sebagai Hari AIDS Sedunia setiap tahunnya. 

Dilansir dari laman HIV.gov, Hari AIDS Sedunia berfungsi sebagai pengingat perjuangan global untuk mengakhiri stigma terkait HIV. Dan menjadi sebuah kesempatan untuk menghormati mereka yang mengalaminya. ***

#Hj Dewi Juliani SH

Index

Berita Lainnya

Index