Ucapkan Hari Jurnalis Internasional, Dewi Juliani Ungkap Beratnya Perjuangan Seorang Jurnalis

Ucapkan Hari Jurnalis Internasional, Dewi Juliani Ungkap Beratnya Perjuangan Seorang Jurnalis

PEKANBARU -- Setiap tanggal senantiasa ada peringatan, tak terkecuali pada 19 November juga selalu diperingati sebagai Hari Jurnalis Internasional.

Peringatan ini adalah menjadi hari yang dirayakan untuk menghormati para jurnalis yang mengorbankan nyawa saat melakukan tugas mereka.

" Jurnalis berfungsi sebagai mata dan telinga publik. Mereka bertanggung jawab untuk menyediakan informasi yang diperlukan yang dibutuhkan. Oleh karena itu penting untuk memiliki hari untuk mengenali upaya mereka," kata Ketua Gerakan Nelayan dan Tani Indonesia (GNTI) wilayah Provinsi Riau, Hj Dewi Juliani SH.

Di seluruh dunia, lanjut Caleg DPR RI dari Partai PDI Perjuangan ini lagi dalam menjalankan tugasnya dilapangan, jurnalis kerap menghadapi berbagai ancaman terhadap kehidupan mereka. 

" Bahkan, ada beberapa kasus yang diduga bahwa seorang jurnalis itu memang sengaja menjadi sasaran dan dibunuh karena pekerjaan, mereka sementara beberapa tewas dalam insiden seperti ledakan bom," terang Dewi Juliani kembali.

Dan sejalan dengan Hari Peringatan Jurnalis Internasional ini Dewi Juliani juga menyebutkan, bahwa sangat berat menyandang profesi sebagai seorang jurnalis.

" Setakat dengan peringatan Hari Jurnalis Internasional ini memberikan kesempatan untuk kita semua menghormati dan mengenang ratusan jurnalis di seluruh dunia yang terbunuh saat melakukan pekerjaannya," ungkap Dewi.

Selain itu peringatan hari Jurnalis Internasional ini tidak hanya menjadi pengingat atas keberanian mereka, namun juga pentingnya kebebasan media dan akses terhadap informasi.

Hari Peringatan Jurnalis Internasional adalah kesempatan bagi kita untuk membela kebebasan pers. Ketika pemerintah membatasi atau menyensor pemberitaan, hal ini menghalangi warga negaranya untuk mendapatkan informasi yang akurat dan tidak memihak tentang peristiwa di negaranya. 

" Memperingati hari ini membantu mendorong masyarakat terbuka yang memungkinkan terjadinya debat publik tanpa takut akan pembalasan atau sensor," tutur Hj Dewi Juliani SH lagi. ***

Berita Lainnya

Index