ROKANHILIR, radarlentera.com - Suasana mencekam sempat meliputi kawasan perkebunan kelapa sawit milik PT Ujung Tanjung Sejahtera (UTS) di Desa Balam Sempurna, Kecamatan Balai Jaya, Kabupaten Rokan Hilir, Senin (20/10/2025). Ketegangan antara pihak perusahaan dan sekelompok warga kembali pecah dan berujung bentrokan, meninggalkan tujuh orang terluka.
Insiden bermula ketika sejumlah warga dikabarkan masuk ke area perkebunan untuk memanen buah sawit yang diklaim milik perusahaan. Upaya petugas keamanan perusahaan untuk menghalau aksi itu memicu adu mulut yang kemudian berkembang menjadi perkelahian.
Akibatnya, lima orang dari pihak warga dan dua orang dari pihak perusahaan mengalami luka-luka. Korban dari warga dirawat di RS Awal Bros Bagan Batu, sedangkan korban dari pihak perusahaan telah mendapatkan perawatan medis dan saat ini dimintai keterangan di Polres Rokan Hilir.
Kapolres Rokan Hilir AKBP Isa Imam Syahroni, S.I.K., M.H., memastikan kondisi di lapangan kini telah terkendali.
“Personel gabungan dari Polsek Bagan Sinembah dan Polres Rokan Hilir sudah kami tempatkan di lokasi untuk mengamankan situasi dan mencegah bentrokan susulan,” ujar Kapolres.
Ia menegaskan bahwa pemungutan hasil panen di lahan milik pihak lain tanpa izin merupakan pelanggaran hukum, begitu juga dengan tindakan kekerasan yang dapat menimbulkan korban.
“Kami mengimbau seluruh pihak agar menahan diri dan menempuh penyelesaian melalui jalur musyawarah. Polri akan bertindak profesional dan berimbang dalam penegakan hukum,” tegasnya.
Akar Masalah: Persoalan Tenaga Kerja dan Komunikasi yang Buntu
Bentrok ini bukan kali pertama terjadi. Sejak beberapa bulan terakhir, hubungan antara pihak PT UTS dan masyarakat sekitar dikabarkan memanas akibat belum tercapainya kesepakatan soal pelibatan warga lokal dalam kegiatan perusahaan. Sejumlah mediasi, termasuk yang difasilitasi aparat kepolisian dan pemerintah daerah, telah dilakukan namun belum membuahkan hasil konkret.
Melihat situasi yang kembali memanas, Kapolres Rokan Hilir bersama Wakil Bupati Rokan Hilir berencana memfasilitasi pertemuan lanjutan antara perusahaan dan perwakilan masyarakat, dengan melibatkan unsur Forkopimcam, perangkat desa, dan tokoh masyarakat.
“Langkah damai tetap jadi prioritas. Kami tidak ingin ada korban baru dan berharap semua pihak tidak terprovokasi,” ujar Kapolres.
Hingga Selasa (21/10) pagi, situasi di sekitar lahan perkebunan PT UTS berangsur kondusif. Aparat kepolisian masih berjaga di beberapa titik untuk memastikan keamanan dan mencegah terulangnya bentrokan.
Ketegangan ini diharapkan segera reda melalui jalur dialog dan kesepahaman bersama antara masyarakat dan pihak perusahaan, agar aktivitas ekonomi dan keamanan wilayah kembali pulih sepenuhnya.
