Radarlentera.com - PEKANBARU - Setiap tanggal 19 Oktober diperingati sebagai Hari Kanker Payudara Sedunia. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kanker payudara. Ini adalah momen penting yang mengingatkan kita akan tantangan yang dihadapi oleh jutaan wanita di seluruh dunia yang menderita penyakit ini.
Dilansir dari situs Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kanker payudara menduduki peringkat teratas dalam hal jumlah kasus kanker terbanyak di Indonesia dan merupakan penyebab utama kematian akibat kanker.
Berdasarkan data dari Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6 persen) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Sementara itu, jumlah kematian akibat kanker payudara melebihi 22 ribu kasus.
Perlu dicatat bahwa sekitar 43 persen dari kematian akibat kanker dapat dicegah melalui deteksi dini yang teratur dan menghindari faktor risiko yang berkontribusi pada perkembangan kanker.
Selain tingkat kematian yang signifikan, penanganan kanker yang terlambat juga mengakibatkan beban finansial yang semakin meningkat. Pada periode 2019-2020, biaya pengobatan kanker mencapai sekitar 7,6 triliun rupiah melalui BPJS.
Strategi Nasional Penanggulangan Kanker Payudara Indonesia mencakup tiga pilar utama, yaitu promosi kesehatan, deteksi dini, dan pengelolaan kasus. Secara lebih rinci, pilar-pilar ini bertujuan untuk mencapai target berikut: 80% perempuan usia 30-50 tahun menjalani deteksi dini kanker payudara, 40% kasus didiagnosis pada tahap 1 dan 2, serta pasien mendapatkan pengobatan dalam waktu 90 hari setelah diagnosis.
Menyikapi hal itu Bacaleg DPR RI dari Partai PDI Perjuangan, Hj Dewi Juliani SH kembali mengajak kepada seluruh wanita di Indonesia untuk memahami masalah kanker payudara tersebut.
" Dari beberapa penelitian mencatat bahwa kanker payudara memiliki hubungan erat dengan faktor hormonal dan aspek genetik," katanya.
Meski begitu, lanjut wanita yang juga merupakan Ketus Gerakan Nelayan dan Tani Indonesia (GNTI) wilayah Provinsi Riau ini yang perlu ditekankan adalah pencegahan utama, yaitu dengan menjauhi faktor risiko kanker melalui gaya hidup yang sehat dan menghindari paparan asap rokok.
" Ya Kementrian Kesehatan Republik Indonesia mengkampanyekan pencegahan Kanker Payudara dengan CERDIK," ungkap Dewi Juliani.
Dimana, masih kata Dewi Juliani lagi bahwa CERDIK singkatan dari Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres. ***